Rabu, 07 Desember 2011

KESELAMATAN


PENDAHULUAN
Ada berbagai banyak pemikiran tentang “Keselamatan” yang telah menjadi topik hangat dalam berbagai literatur rohani kristen, namun mari kita mencoba menelaah apa yang di tulis oleh seorang rasul yang tidak kalah populernya di banding rasul Paulus yang juga amat populer dan fenomenal sampai saat ini, kajian-kajian yang di sajikan dalam surat 1 dan 2 Petrus ini. Sekalipun hanya cukup singkat isi surat-surat ini namun cukup luas cakupanya dan cukup relevan kalau di sajikan untuk menjadi gambaran yang jelas pada kekristenan saat ini.
a.Latar belakang.
Kata Ibrani יְשׁוּעָה - YESYUAH dan kata Yunani σωτηρία – SOTERIA, berarti tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran[1]. Pergeseran arti 'keselamatan' dalam Alkitab bergerak dari ihwal fisik ke kelepasan moral dan spiritual. Demikianlah bagian-bagian paling depan Perjanjian Lama (PL) berkembang dari menekankan cara-cara hamba Allah yang secara perseorangan terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, ke pembebasan umat-Nya dari belenggu dan bermukimnya di tanah yang makmur; bagian-bagian paling akhir PL memberikan tekanan yg lebih besar pada keadaan-keadaan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moral dan religius, dan memperluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan. Perjanjian Baru (PB) dengan jelas menunjukkan keterbudakan manusia kepada dosa, bahaya dan kekuatan dosa, dan kelepasan dari dosa yg hanya dapat diperoleh dalam Kristus. Alkitab memberikan pernyataan-pernyataan yg makin lama makin jelas tentang bagaimana Allah menyediakan dasar keselamatan, menawarkannya, dan bagaimana Dia sendiri pada diriNya adalah satu-satunya keselamatan manusia.
Surat 1,2 Petrus
Penulis          : Petrus
Tema             : Menderita Bagi Kristu dan  Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68
Tujuan Penulisan : surat ini ditujukan oleh rasul Petrus kepada orang kristen yang
                                menderita.
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai
penulis surat ini;[2] kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini
merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis
kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya
yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum
mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian
wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis
surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di
Roma (2Pet 1:13-15).

Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa
persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan
perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus
bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata,
penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan
dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika
menerima kedua surat itu.

(1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan
    serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan
    serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan
    kebenaran gereja.
(2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya
    dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis
    suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada
    ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai
    bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang
    tidak sepandai Silas.


b. Kajian Teologia Keselamatan menurut Surat Petrus.
v  1 Petrus menekankan hal yang sama dengan Ibrani mengenai mahalnya keselamatan (1 Petrus 1:19) yang dicari-cari dan dinubuatkan para nabi. Keselamatan kita bukan oleh perak dan emas, namun telah dibeli dengan darah Yesus yang mahal di atas Salib Keji Golgota. Yesus adalah sumber kehidupan orang percaya, Dia adalah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1Ptr. 1:19). Istilah penebusan umumnya digunakan dalam membeli budak, namun perak dan emas tidak bisa membeli keselamatan. Harga untuk penebusan manusia dari perbudakan dosa (Titus 3:3) adalah darah Yesus yang mahal (band. Ibr. 9:14). Darah Yesus adalah harga yang mahal untuk penebusan orang percaya.
Tapi kini sudah menjadi realitas bagi mereka, yang bagaikan domba yang sesat telah kembali kepada Gembala jiwanya (1 Petrus 2:24 dab). Segi keakanannya dapat dikenal oleh mereka 'yang dipelihara ... kepada keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan'(1Petrus1:5).
Bahkan dalam 1Petrus 1: 3-12  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,  untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.  Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.  Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.  Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.  Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal
yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Bahwasanya keselamatan orang percaya Yesus Kristus, adalah karena Iman percaya mereka yang sungguh-sungguh yang akan memberikan Keselamatan Kekal untuk selamanya, baik di bumi sampai masuk kedalam Sorga.[3]
Sementar rasul Petrus memandang kekayaan keselamatan yang di nikmaati oleh orang beriman, adalah bersumber dari “RahmatNya yang besar”  dan hasilnya diharapkan adalah suatu ”hidup yang penuh harapan” untuk mendapat  “bagian yang tidak dapat..”[4] jadi dengan demikian bahwa oleh Rahmat Yesus Kristus kita di selamatkan dari penghukuman dan kutuk dosa, yang membawa kebinasaan yang kekal yang semestinyakita tanggung.

v  Dalam 2 Petrus keselamatan mencakup luput dari kerusakan yg ada dan terjadi di dunia ini melalui nafsu, dengan cara turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4). Dalam dunia yang penuh dosa ini, orang percaya merindukan langit baru dan bumi baru di mana bersemi keadilan, namun mengakui bahwa penundaan kedatangan akhir zaman (parausia) terkait pada kesabaran Tuhan dan penundaan itu sendiri merupakan salah satu segi keselamatan (2 Petrus 3:13,15) Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.
(2 Petrus 1: 5-7) Petrus mendorong orang-orang yang baru percaya tersebut untuk maju terus selangkah demi selangkah di dalam kasih karunia ilahi.[5] Dia menyuruh mereka untuk bersungguh-sungguh di dalam menapaki jalan kasih karunia itu. Menambahkan kepada imanmu kebajikan. "Di dalam imanmu berikan keunggulan kristiani yang pokok secara cukup." Keunggulan ini ialah sifat seseorang yang dengan rajin melaksanakan tuntutan dan maksud pokok dari panggilannya. Pada kebajikan orang Kristen didorong untuk menambahkan pengetahuan. Yang dimaksudkan ialah peningkatan kesadaran yang diperoleh melalui studi dan pengalaman. Sesudah itu hendaknya ditambahkan penguasaan diri. Ini adalah disiplin yang dibantu oleh Roh yang harus dimiliki laskar Kristen. Kemudian hendaknya ditambahkan ketekunan, yaitu kemampuan seorang prajurit veteran untuk dapat melihat di balik tekanan-tekanan yang ada berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Pada ketekunan seorang Kristen hendaknya menambahkan kesalehan (Yunani, eusebeia), sikap menghormat dan tunduk kepada Allah di dalam segala hal. Pada kesalehan Petrus menambahkan kasih akan saudara-saudara (Yunani. philadelphia). Tunduk kepada Allah dan dilengkapi dengan kasih-Nya merupakan satu-satunya dasar untuk memiliki kebaikan yang sejati terhadap sesama manusia. Dalam kasih akan saudara-saudara, orang Kristen harus mengusahakan kasih akan semua orang (Yunani, agape, "kasih ilahi" seperti di I Kor. 13). Adalah tidak benar untuk menggambarkan semua kebajikan tersebut secara terpisah dan menganggap hal-hal itu hanya dapat dicapai menurut urutan yang dikemukakan. Penyajian hal-hal tersebut di sini rupanya untuk melihat urutan dari kebajikan yang lebih mendasar kepada yang lebih berkembang, tetapi semua kebajikan merupakan aspek dari karya Roh di dalam kehidupan seorang percaya, yaitu aspek-aspek dari kemuliaan Kristus yang tinggal di dalam dirinya. Kristus yang sifat-Nya tampak melalui sifat orang Kristen itu.

ü  Berlawanan dengan apa yang telah di kemukakan, rasul Petrus mengajak saudara seiman dalam Kristus untuk mengusahakan suatu kehidupan dan kelakuan[6], yang bukan hanya merupakan jaminan penuh untuk kedudukannya di dunia sekarang ini, tapi juga memungkinkan mereka denganpasti dan selamat mencapai tujuan mulia yang diharapkan oleh orang kristen.
Dalam pada itu rasul Petrus pada surat 2 Petrus ini mengedepankan sikap prilaku, karakter pribadi dari seorang kristen yang telah lahir baru dalam kenyataan memiliki prilaku yang mencerminkan kepribadian Kristus atas diri orang percaya tersebut. Sekalipun ada godaan yang terjadi di sekitar namun rasul Petrus mendorong untuk tidak putus asa,[7] dan rasul Petrus menganjurkan agar orang Kristen terus berjuang sekalipun dalam ketidak pastian oleh karena pengajaran-pengajaran palsu :
1.    Orang Kristen harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh secara rohani di dalam Kristus.
2.    Sekali pun di sekelilingnya banyak sekali pengajaran-pengajaran palsu yang jahat. Para pengajarnya memaksakan kehendaknya itu, dan mereka mengatakan bahwa pengajaranya adalah pengajaran kristen. Namun kehidupan mereka menyimpang dari apa yang di ajarkan Yesus Kristus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak mentaati peraturan, oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukan atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu jaman rasul Petrus telah ada kebebasan pergaulan seks di kalangan masyarakat waktu itu. Maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3.    Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatanga Yesus kembali. Tahun-tahuntelah berlalu dan tidak terjadi apa-apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Dari apa yang menjadi pokok pikiran yang di utarakan di atas yaitu pada 2 Petrus, utamanya adalah juga merupakan isu-isu Keselamatan yang muncul pada masa orang kristen di zaman rasul Petrus adalah masalah yang tidak berbeda sampai pada era sekarang ini pada gereja modern, namun dengan sedikit perbedaan dengan fersi yang juga modern. Namun inti permasalahannya sama yaitu persoalan keselamatan yang telah bergeser dari pakemnya (standar). Namun demikian kita sebagai Hamba Tuhan dan Pemimipin Umat, Para Praktisi Pendidikan utamanya Pendidikan Teologia, kita tidak boleh putus asa dan harus terus berjuan untuk berketetapan bahwa janji Yesus itu dalam Firman Allah adalah ya dan Amin.
Dan menjadi tanggung jawab pelayan dan Praktisi Pendidikan kristen, harus mampu memperjuangkan agar FirmanNya di genapi, dan tidak akan mungkin Allah akan ingkar akan segala janjiNya, namun demikian untuk mempertahankan Iman Keselamatan dalam Yesus Kristus adalah satu pekerjaan besar yang harus kita kerjakan bersama sampai benar-benar hal itu menjadi bukti nyata. Umat Tuhan boleh bertahan pada pengharapanNya kepada Yesus yang penuh Kasih dan Anugerah juga Rahmat bagi setiap kehidupan manusia, utamanya adalah anak-anakNya, yang terus berjuang di jalan yang sempit sekalipu, lewat lembah bayang-bayang maut, namun tongkat dan gadaMu menyertai kita.

c. Kesimpulan.
Kita tidak bisa hanya berpangku tangan dalam kenyataan dunia yang semakin tidak karuan ini, kita tidak boleh menjadi hamba Tuhan dan Praktisi Pendidikan yang apatis, masa bodoh, cuek-cuek saja, yang penting berkhotbah, yang penting mengajar, yang penting menginjil, kalau Iman itu di genapi atau tidak, terserah. Hal ini adalah suatu hal yang tidak dapat terjadi bagi pelayan-pelayan dan Praktisi Pendidikan kristen, harus mampu memotivasi umat yang di layani, maupun siswa yang di ajar mengenai berita-berita dari Firman Tuhan yang selama ini  kita geluti setiap waktu.
Demikianlah seharusnya sebagai pelaksana amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, kita harus mendorong umat kristen berketetapan dan berpegang teguh dalam iman kepada Yesus Kristus, dan memiliki harapan yang juga murni untuk kedatangan Tuhan kembali kedalam dunia ini dalam tetap selamat jasmani terlebih rohani kita.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Alkitab, Terjemahan Baru, L.A.I, 2004.
2.    New Topik, Wika Media, Goegle, Literatur.
3.    Sabda Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
4.    Alkitab Penuntun, Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang 1994, hal 2094.
5.    Tafsir Alkitab Masa Kini 3, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 1986, hal 847.
6.    Jonh Balchin dan kawan, Intisari Alkitab, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2006, hal 125.





[1] New Topik, Wika Media, Goegle, Literatur.
[2] Sabda Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
[3] Alkitab Penuntun, Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang 1994, hal 2094.

[4] Tafsir Alkitab Masa Kini 3, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 1986, hal 847.
[5] Sabda Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
[6] Ibid, Tafsir Alkitab,hal 875.
[7] Jonh Balchin dan kawan, Intisari Alkitab, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2006, hal 125.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar