PENDAHULUAN
Ada
berbagai banyak pemikiran tentang “Keselamatan” yang telah menjadi topik hangat
dalam berbagai literatur rohani kristen, namun mari kita mencoba menelaah apa
yang di tulis oleh seorang rasul yang tidak kalah populernya di banding rasul
Paulus yang juga amat populer dan fenomenal sampai saat ini, kajian-kajian yang
di sajikan dalam surat 1 dan 2 Petrus ini. Sekalipun hanya cukup singkat isi
surat-surat ini namun cukup luas cakupanya dan cukup relevan kalau di sajikan
untuk menjadi gambaran yang jelas pada kekristenan saat ini.
a.Latar belakang.
Kata Ibrani יְשׁוּעָה - YESYUAH dan kata Yunani σωτηρία – SOTERIA, berarti tindakan atau
hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup
keselamatan, kesehatan dan kemakmuran[1].
Pergeseran arti 'keselamatan' dalam Alkitab bergerak dari ihwal fisik ke
kelepasan moral dan spiritual. Demikianlah bagian-bagian paling depan
Perjanjian Lama (PL) berkembang dari menekankan cara-cara hamba Allah yang
secara perseorangan terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, ke pembebasan
umat-Nya dari belenggu dan bermukimnya di tanah yang makmur; bagian-bagian
paling akhir PL memberikan tekanan yg lebih besar pada keadaan-keadaan dan
kualitas-kualitas keterberkatan secara moral dan religius, dan memperluasnya
sampai melampaui batas-batas kebangsaan. Perjanjian Baru (PB) dengan jelas
menunjukkan keterbudakan manusia kepada dosa, bahaya dan kekuatan dosa, dan
kelepasan dari dosa yg hanya dapat diperoleh dalam Kristus. Alkitab memberikan
pernyataan-pernyataan yg makin lama makin jelas tentang bagaimana Allah
menyediakan dasar keselamatan, menawarkannya, dan bagaimana Dia sendiri pada
diriNya adalah satu-satunya keselamatan manusia.
Surat 1,2 Petrus
Penulis : Petrus
Tema : Menderita Bagi Kristu dan Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal
Penulisan: 66-68
Tujuan Penulisan : surat ini
ditujukan oleh rasul Petrus kepada orang kristen yang
menderita.
Ketika memberikan salam, Simon
Petrus memperkenalkan dirinya sebagai
merupakan suratnya yang kedua yang
menunjukkan bahwa dia sedang menulis
kepada orang percaya yang sama di
Asia Kecil yang telah menerima suratnya
yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya
Paulus, dihukum
mati oleh keputusan yang dibuat oleh
kaisar Nero yang jahat (yang kemudian
wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah
sangat mungkin bahwa Petrus menulis
surat ini di antara tahun 66-68 M,
tidak lama sebelum ia mati syahid di
Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan
sekarang, yang mengabaikan beberapa
persamaan mencolok dari 1 Petrus dan
2 Petrus dan sebaliknya menekankan
perbedaan di antara kedua surat itu,
telah beranggapan bahwa Petrus
bukanlah penulis surat ini. Akan
tetapi, perbedaan isi surat, kosakata,
penekanan, dan gaya penulisan dari
kedua surat ini dapat diterangkan
dengan memadai oleh berbedanya
situasi Petrus dan penerima suratnya ketika
menerima kedua surat itu.
(1) Situasi semula para penerima
surat telah berubah dari penganiayaan
serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan
serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan
kebenaran gereja.
(2) Situasi yang dihadapi Petrus
juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya
dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis
suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada
ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai
bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang
tidak sepandai Silas.
b. Kajian Teologia Keselamatan
menurut Surat Petrus.
v 1 Petrus menekankan hal yang sama
dengan Ibrani mengenai mahalnya
keselamatan (1 Petrus 1:19) yang dicari-cari dan dinubuatkan para nabi.
Keselamatan kita bukan oleh perak dan emas, namun telah dibeli dengan darah
Yesus yang mahal di atas Salib Keji Golgota. Yesus adalah sumber
kehidupan orang percaya, Dia adalah Anak Domba yang tak bernoda dan tak
bercacat (1Ptr. 1:19). Istilah penebusan umumnya digunakan dalam membeli budak,
namun perak dan emas tidak bisa membeli keselamatan. Harga untuk penebusan
manusia dari perbudakan dosa (Titus 3:3) adalah darah Yesus yang mahal
(band. Ibr. 9:14). Darah Yesus adalah harga yang mahal untuk penebusan orang
percaya.
Tapi kini sudah menjadi realitas
bagi mereka, yang bagaikan domba yang sesat telah kembali kepada Gembala
jiwanya (1 Petrus 2:24 dab). Segi keakanannya dapat dikenal oleh mereka 'yang
dipelihara ... kepada keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan'(1Petrus1:5).
Bahkan dalam
1Petrus 1: 3-12 Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat
binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di
sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang
dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan
keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Bahwasanya keselamatan orang percaya
Yesus Kristus, adalah karena Iman percaya mereka yang sungguh-sungguh yang akan
memberikan Keselamatan Kekal untuk selamanya, baik di bumi sampai masuk kedalam
Sorga.[3]
Sementar
rasul Petrus memandang kekayaan keselamatan yang di nikmaati oleh orang
beriman, adalah bersumber dari “RahmatNya
yang besar” dan hasilnya diharapkan
adalah suatu ”hidup yang penuh harapan”
untuk mendapat “bagian yang tidak dapat..”[4]
jadi dengan demikian bahwa oleh Rahmat Yesus Kristus kita di selamatkan dari
penghukuman dan kutuk dosa, yang membawa kebinasaan yang kekal yang
semestinyakita tanggung.
v Dalam 2 Petrus keselamatan mencakup
luput dari kerusakan yg ada dan terjadi di dunia ini melalui nafsu, dengan cara
turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4). Dalam dunia yang
penuh dosa ini, orang percaya merindukan langit baru dan bumi baru di mana
bersemi keadilan, namun mengakui bahwa penundaan kedatangan akhir zaman
(parausia) terkait pada kesabaran Tuhan dan penundaan itu sendiri merupakan
salah satu segi keselamatan (2 Petrus 3:13,15) Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap
kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu
sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan
jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang
pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.
(2 Petrus 1: 5-7) Petrus
mendorong orang-orang yang baru percaya tersebut untuk maju terus selangkah
demi selangkah di dalam kasih karunia ilahi.[5]
Dia menyuruh mereka untuk bersungguh-sungguh di dalam menapaki jalan kasih
karunia itu. Menambahkan kepada imanmu kebajikan. "Di dalam
imanmu berikan keunggulan kristiani yang pokok secara cukup." Keunggulan
ini ialah sifat seseorang yang dengan rajin melaksanakan tuntutan dan maksud
pokok dari panggilannya. Pada kebajikan orang Kristen didorong untuk
menambahkan pengetahuan. Yang dimaksudkan ialah peningkatan kesadaran
yang diperoleh melalui studi dan pengalaman. Sesudah itu hendaknya ditambahkan penguasaan
diri. Ini adalah disiplin yang dibantu oleh Roh yang harus dimiliki laskar
Kristen. Kemudian hendaknya ditambahkan ketekunan, yaitu kemampuan
seorang prajurit veteran untuk dapat melihat di balik tekanan-tekanan yang ada
berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Pada ketekunan seorang Kristen
hendaknya menambahkan kesalehan (Yunani, eusebeia), sikap
menghormat dan tunduk kepada Allah di dalam segala hal. Pada kesalehan Petrus
menambahkan kasih akan saudara-saudara (Yunani. philadelphia). Tunduk
kepada Allah dan dilengkapi dengan kasih-Nya merupakan satu-satunya dasar untuk
memiliki kebaikan yang sejati terhadap sesama manusia. Dalam kasih akan
saudara-saudara, orang Kristen harus mengusahakan kasih akan semua orang
(Yunani, agape, "kasih ilahi" seperti di I Kor. 13). Adalah tidak benar untuk
menggambarkan semua kebajikan tersebut secara terpisah dan menganggap hal-hal
itu hanya dapat dicapai menurut urutan yang dikemukakan. Penyajian hal-hal
tersebut di sini rupanya untuk melihat urutan dari kebajikan yang lebih
mendasar kepada yang lebih berkembang, tetapi semua kebajikan merupakan aspek
dari karya Roh di dalam kehidupan seorang percaya, yaitu aspek-aspek dari kemuliaan
Kristus yang tinggal di dalam dirinya. Kristus yang sifat-Nya tampak melalui
sifat orang Kristen itu.
ü Berlawanan dengan apa yang telah di
kemukakan, rasul Petrus mengajak saudara seiman dalam Kristus untuk
mengusahakan suatu kehidupan dan kelakuan[6],
yang bukan hanya merupakan jaminan penuh untuk kedudukannya di dunia sekarang
ini, tapi juga memungkinkan mereka denganpasti dan selamat mencapai tujuan
mulia yang diharapkan oleh orang kristen.
Dalam pada
itu rasul Petrus pada surat 2 Petrus ini mengedepankan sikap prilaku, karakter
pribadi dari seorang kristen yang telah lahir baru dalam kenyataan memiliki
prilaku yang mencerminkan kepribadian Kristus atas diri orang percaya tersebut.
Sekalipun ada godaan yang terjadi di sekitar namun rasul Petrus mendorong untuk
tidak putus asa,[7] dan
rasul Petrus menganjurkan agar orang Kristen terus berjuang sekalipun dalam
ketidak pastian oleh karena pengajaran-pengajaran palsu :
1. Orang Kristen harus meneruskan apa
yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri.
Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh secara rohani di dalam Kristus.
2. Sekali pun di sekelilingnya banyak
sekali pengajaran-pengajaran palsu yang jahat. Para pengajarnya memaksakan
kehendaknya itu, dan mereka mengatakan bahwa pengajaranya adalah pengajaran
kristen. Namun kehidupan mereka menyimpang dari apa yang di ajarkan Yesus
Kristus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan
istimewa yang memperbolehkan mereka tidak mentaati peraturan, oleh karena itu,
mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukan atas nama Kristus!
Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka
seret bersama mereka. Karena pada waktu jaman rasul Petrus telah ada kebebasan
pergaulan seks di kalangan masyarakat waktu itu. Maka ajaran ini menarik banyak
orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang
lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang
menjadi sangat sinis tentang janji kedatanga Yesus kembali. Tahun-tahuntelah
berlalu dan tidak terjadi apa-apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan
apakah benar hal itu akan terjadi.
Dari apa
yang menjadi pokok pikiran yang di utarakan di atas yaitu pada 2 Petrus,
utamanya adalah juga merupakan isu-isu Keselamatan yang muncul pada masa orang
kristen di zaman rasul Petrus adalah masalah yang tidak berbeda sampai pada era
sekarang ini pada gereja modern, namun dengan sedikit perbedaan dengan fersi
yang juga modern. Namun inti permasalahannya sama yaitu persoalan keselamatan
yang telah bergeser dari pakemnya (standar). Namun demikian kita sebagai Hamba
Tuhan dan Pemimipin Umat, Para Praktisi Pendidikan utamanya Pendidikan
Teologia, kita tidak boleh putus asa dan harus terus berjuan untuk berketetapan
bahwa janji Yesus itu dalam Firman Allah adalah ya dan Amin.
Dan menjadi
tanggung jawab pelayan dan Praktisi Pendidikan kristen, harus mampu
memperjuangkan agar FirmanNya di genapi, dan tidak akan mungkin Allah akan
ingkar akan segala janjiNya, namun demikian untuk mempertahankan Iman Keselamatan
dalam Yesus Kristus adalah satu pekerjaan besar yang harus kita kerjakan
bersama sampai benar-benar hal itu menjadi bukti nyata. Umat Tuhan boleh
bertahan pada pengharapanNya kepada Yesus yang penuh Kasih dan Anugerah juga
Rahmat bagi setiap kehidupan manusia, utamanya adalah anak-anakNya, yang terus
berjuang di jalan yang sempit sekalipu, lewat lembah bayang-bayang maut, namun
tongkat dan gadaMu menyertai kita.
c.
Kesimpulan.
Kita tidak
bisa hanya berpangku tangan dalam kenyataan dunia yang semakin tidak karuan
ini, kita tidak boleh menjadi hamba Tuhan dan Praktisi Pendidikan yang apatis,
masa bodoh, cuek-cuek saja, yang penting berkhotbah, yang penting mengajar,
yang penting menginjil, kalau Iman itu di genapi atau tidak, terserah. Hal ini
adalah suatu hal yang tidak dapat terjadi bagi pelayan-pelayan dan Praktisi
Pendidikan kristen, harus mampu memotivasi umat yang di layani, maupun siswa
yang di ajar mengenai berita-berita dari Firman Tuhan yang selama ini kita geluti setiap waktu.
Demikianlah
seharusnya sebagai pelaksana amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, kita harus
mendorong umat kristen berketetapan dan berpegang teguh dalam iman kepada Yesus
Kristus, dan memiliki harapan yang juga murni untuk kedatangan Tuhan kembali
kedalam dunia ini dalam tetap selamat jasmani terlebih rohani kita.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Alkitab, Terjemahan Baru, L.A.I, 2004.
2. New
Topik, Wika Media, Goegle, Literatur.
3. Sabda
Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
4. Alkitab
Penuntun, Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang 1994, hal 2094.
5. Tafsir
Alkitab Masa Kini 3, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 1986, hal 847.
6. Jonh
Balchin dan kawan, Intisari Alkitab, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta 2006,
hal 125.
[1]
New Topik, Wika Media, Goegle, Literatur.
[2]
Sabda Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
[3]
Alkitab Penuntun, Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, Malang 1994, hal 2094.
[4]
Tafsir Alkitab Masa Kini 3, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 1986, hal 847.
[5]
Sabda Web, Literatur Alkitab, Goegle, 2010.
[6]
Ibid, Tafsir Alkitab,hal 875.
[7]
Jonh Balchin dan kawan, Intisari Alkitab, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta
2006, hal 125.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar